Hati
Bismillahirohmanirrohim.
Ada sebongkah daging yang melekat didalam diri kita, menyatu pada sel sel tubuh. Ia terasa sangat dekat, namun Allah yang punya kendali atasnya. Ialah yang disebut qolbun/hati.
Perasaan yang menghampiri tiap jiwa-jiwa adalah fitrah yang lumrah dialami sstiap orang. Allah tanamkan fitrah untuk merasai kasih sayang.
Namun, kita harus objektif dalam menilai rasa itu. Sebab, ia bisa saja adalah fitrah atau menjelma menjadi fitnah.
Terutama untuk kita yang baru saja hijrah, jangan sampai niat hijrah adalah untuk memperoleh pasangan hidup. rasanya, terlalu dangkal sekali hal itu. Perubahan baik hanya sekedar memperoleh dambaan hati. Hijrah,namun hanya punya ilmu perihal jodoh, sedangkan banyak sekali tsaqofah islamiyah yang harus dipelajari dan diamalkan.
Pdahal ada yang lebih besar dari itu, yaitu surga Nya. Akankah kau lupa? Jodoh itu sejatinya ada dua. Pada manusia dan kematian. Sedangkan kematian adalah pasti.
untukmu yang menanti bersinggahnya ruang dihati, menjaganya hingga akhir adalah kenikmatan. Bukankah berbuka puasa ketika adzan maghrib berkumandang adalah tanda kemenangan?
Menjaga memang bukanlah perkara yang mudah. Tapi perkataan Ibn Qoyyim, *Aku tidak hanya mencari seorang istri yang perawan secara fisik namun juga hatinya* Akhwati fillah, tugasmu tidak hanya sekedar menjaga fisik dari orang2 yang tak berhak, namn kamu juga punya amanah untuk menjaga hati. Hati yang tak mudah disentuh oleh orang2 yang tak berhak untuk memperolehnya.
Jika kamu bisa menjaga fisik dari tanggan2 jahil dgan menggunakan hijab, maka jaga hatimu dalam bingkai iman dan takwa.
Sebenarnya simple saja, pilihlah dia yang memuliakanmu, menjagamu dalam taat. Tidak menghubungimu adalah bagian dari memuliakan. Tidak pernah menyentuh hatimu adalah mahkota kemuliaan.
Lalu pertanyaannya adalah, akan kah kau siap? atau hanya sekedar euforia nikah muda? Yang terlintas hanya ada keindahan.
Begini, bagi lelaki apa sudah siap menjadi pundak dikala hujan atau badai rumah tangga menghadang? sudah siapkah bersabar dengan sosok makluk yang super riweuh yang dinamakan perempuan?Atau sudah siapkah menjadi imam sholat dengan bacaan yang benar?
Bagi perempuan, apakah sudah siap memperluas kesabaran apabila keluarga dihimpit ekonomi yang kian melemah? sedangkan perempuan diuji dengan harta dan kekayaan. sudah siap mengajarkan huruf hijaiyah untuk anak2 kita kelak? atau jangan-jangan kamu tidak punya modal untuk itu. Tidakkah punya keinginan untuk mendidik anak2 bisa membaca alquran memang hasil dari didikan sang ibu, atau guru ngaji di sekolah?

Komentar
Posting Komentar